Bakti Sosial Nasional (Baksosnas) ISMKI merupakan acara bergengsi yang dinantikan oleh semua mahasiswa Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia ini akhirnya terlaksana. Acara ini setiap tahun digelar, kali ini dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Tema yang diambil dalam acara ini mengenai bencana Gunung Merapi yang terjadi sekitar setahun lalu.
Baksosnas, yang dilaksanakan pada 14-18 Juli 2011, ini diikuti oleh sekitar 130 mahasiswa Fakultas Kedokteran dari 23 Universitas se-Indonesia. Konsep yang dibuat oleh panitia adalah pembukaan pada hari pertama. pemberian materi pada hari kedua, dan puncak acara pada hari ketiga dan keempat, diakhiri dengan City Tour untuk para delegasi keliling Kota Jogjakarta. Pada pembukaan, disambut dengan sangat hangat oleh para petinggi, yakni Ketua Panitia, Preiden BEM FK-UGM, SekJen ISMKI. SekJenTer ISMKI, Perwakilan Dekan FK UGM, hingga Perwakilan Rektor UGM.
Hari kedua, semua delegasi diberikan materi dimulai dari pengenalan bahasa Jawa hingga pertolongan pertama yang harus dilakukan apabila terjadi bencana. Semua delegasi mengikuti setiap materi dengan penuh antusias, terutama di materi yang paling akhir. Materi yang disampaikan oleh para pakar ini selain dapat menambah pengetahuan mereka mengenai Jogjakarta, tapi juga pengetahuan di bidang kesehatan.
Hari ketiga dan keempat dilaksanakan lansung di Shelter atau Hunian Sementara Kuwang. Bakti sosial yang dilakukan oleh para delegasi antara lain bazar murah, lomba masyarakat, pelayanan kesehatan untuk balita maupun dewasa, pembagian susu untuk anak-anak, juga lomba menggambar juga mewarnai. Delegasi yang bertugas melaksanakan tugasnya dengan baik. Pertunjukkan yang dipersembahkan oleh para delegasi pun dapat berlansung dengan baik. Salah satu konsep yang dilaksanakan ini bertema “Jika Aku Menjadi”, semua delegasi sangat senang melakukan tugas yang satu ini. Baik yang bertugas menjadi tukang mie ayam, tukang laundry, pembuat tempe, dan lain sebagainya sangat menikmatinya.
Tidur di shelter merasakan dinginnya malam hanya dengan hunian berdinding rotan dan beratapkan seng, memang mampu membuat delegasi sadar bahwa hidup itu memang membutuhkan perjuangan di setiap langkahnya. Dari pengalaman Baksosnas ISMKI ini, delegasi sadar bahwa ketika jatuh tidak semestinya meratapi, tapi bangkit untuk kelansungan hidup selanjutnya untuk menjadi lebih baik. Makna hidup ini akan terus terpatri di benak para delegasi dan akan mereka tunjukkan mereka bisa ikut menyatu dan tidak terikat pada zona nyaman kehidupan sebelum ini. Tunjukkan pada dunia bahwa hati itu mampu berevolusi, tidak pernah tetap. Satukan tangan dan hati kita untuk kemanusiaan!





















